Latar Belakang
Pendidikan merupakan sesuatu yang penting
dalam kehidupan manusia. Salah satu komponen yang tak pernah terpisahkan dan
seringkali orang menyepelekan landasan pendidikan. Padahal landasan pendidikan
dan pendidikan tak bisa terpisahkan sebagaimana pondasi dan bangunannya.
Berbicara tentang esensi landasan
pendidikan dalam proses pendidikan, maka hal itu akan dikaitkan juga dengan
studi pendidikan dan praktek pendidikan yang merupakan dua hal yang saling
berkaitan dan tidak dapat dipisahkan dalam dunia pendidikan.
Praktek
tanpa studi tidak mungkin berlangsung, demikian pula studi tanpa praktek ibarat
hampa tak ada gunanya. Seperti yang disebutkan oleh M. I. Soelaiman bahwa
praktek tanpa teori tidak jelas arahnya. Studi pendidikan merupakan seperangkat
kegiatan yang bertujuan untuk memahami suatu prinsip, konsep, atau teori pendidikan,
sedangkan praktek pendidikan merupakan seperangkat kegiatan bersama yang
bertujuan membantu pihak lain agar mengalami perubahan tingkah laku yang di
harapkan. Berdasarkan hal tersebut maka konsep, prinsip atau teori pendidikan
yang dibutuhkan dalam praktek pendidikan merupakan landasan bagi berlangsungnya
proses pendidikan, dengan demikian landasan yang kokoh dan terarah merupakan
pijakan dalam suatu kegiatan pedidikan.
Landasan filosofis pendidikan perlu
dikuasi oleh para pendidik, adapun alasannya yaitu, pertama karena pendidik
bersifat normatif, maka dalam rangkaian pendidikan diperlukan asumsi yang
bersifat normatif juga. Asumsi-asumsi pendidikan yang besifat normatif itu
antara lain dapat bersumber dari filsafat. Landasan filosofis pendidikan yang
bersifat preskriptif dan normatif akan memberikan petunjuk tentang apa
yang seharusnya menjadi dari cita-cita atau tujuan dari pendidikan. Kedua bahwa
pendidikan tidak cukup dipahami hanya melalui pendekatan ilmiah yang bersifat
parsial dan deskriptif saja, melainkan perlu dipandang pula secara holistik.
Adapun kajian pendidikan secara holistik dapat diwujudkan melalui pendekatan
filosofis. Ada berbagai aliran filsafat pendidikan, antara lain Idealisme,
Realisme, Pragmatisme, materialisme dsb.namaun demikian di Indonesia
sesungguhnya memiliki filsafat nasional pendidikan tersendiri, yaitu filsafat
pendidikan yang berlandaskan pancasila. Namun demikian kita bisa mempelajari
aliran filsafat yang lain untuk memperkaya ilmu kita akan filsafat pendidikan
tetapi semua pemahaman baru mengenai filsafat pendidikan harus tidak
bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
Rumusan Masalah
1. Apakah ruang lingkup landasan
filosofis pendidikan ?
2. Apakah Tujuan pendidikan di Indonesia
?
3. Apakah landasan pendidikan nasional
di indonesia ?
Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui ruang lingkup
landasan filosofis pendidikan
2. Untuk mengetahui tujuan pendidikan di
Indonesia
3. Untuk Mengetahui landasan pendidikan
nasional di indonesia
Pengertian
Landasan Filosofis Pendidikan
Landasan filosofis bersumber dari
pandangan-pandangan dalam filsafat pendidikan, menyangkut keyakinan terhadap
hakekat manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakekat pengetahuan, dan
tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan. Aliran filsafat yang kita kenal
sampai saat ini adalah Idealisme, Realisme, Perenialisme, Esensialisme,
Pragmatisme dan Progresivisme dan Ekstensialisme.
Landasan filosofis merupakan landasan yang
berkaitan dengan makna atau hakikat pendidikan, yang berusaha menelaah
masalah-masalah pokok seperti: Apakah bependidikan itu ? Mengapa
pendidikan itu diperlukan ? Apa yang seharusnya menjadi tujuanya, dan
sebagainya. Landasan filosofis adalah landasan yang berdasarkan atau bersifat
filsafat (falsafah). Kata filsafat (philosophy) bersumber dari bahasa
Yunani,philien berarti cinta dan sophia berarti kebijaksanaan. Cinta berarti
hasrat yang besar atau yang berkobar-kobar atau yang sungguh-sungguh.
Kebijaksanaaan artinya kebenaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya. Jadi
filsafat artinya hasrat atau keinginan yang sungguh-sungguh akan kebenaran
sejati (Soetriono dan Rita Hanafi, 2007: 20).
Terdapat kaitan yang erat antara
pendidikan dan filsafat karena filsafat mencoba merumuskan citra tentang
manusia dan masyarakat, sedangkan pendidikan berusaha mewujudkan citra
itu. Rumusan tentang harkat dan martabat manusia beserta masyarakatnya ikut
menentukan tujuan dan cara-cara penyelenggaraaan pendidikan, dan dari sisi lain
pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia. Filsafat pendidikan merupakan
jawaban secara kritis dan mendasar berbagai pertanyaan pokok sekitar
pendidikan, seperti apa mengapa, kemana, dan bagaimana, dan sebagainya dari
pendidikan itu. Kejelasan berbagai hal itu sangat perlu untuk menjadi
landasan berbagai keputusan dan tindakan yang dilakukan dalam pendidikan. Hal
itu sangat penting karena hasil pendidikan itu akan segera tampak, sehingga
setiap keputusan dan tindakan itu harus diyakinkan kebenaran dan ketepatanya
meskipun hasilnya belum dapat dipastikan.
Filsafat membahas sesuatu dari segala
aspeknya yang mendalam, maka dikatakan kebenaran filsafat adalah kebenaran ilmu
yang sifatnya relative. Karena kebenaran ilmu hanya ditinjau dari segi yang
biasa diamati hanya sebagian kecil saja. Diibaratkan mengamati gunung es, kita
hanya mampu melihat yang diatas permukaaan laut saja. Sementara itu filsafat
mencoba menyelami sampai kedasar gunung es itu untuk meraba segala sesuatu yang
ada melalui pikiran dan renungan yang kritis. Dalam garis besarnya ada empat
cabang filsafat yaitu metafisika, epistimologi, logika, dan etika, dengan
kandungan materi masing-masing sebagai berikut :
1) Metafisika ialah
filsafat yang meninjau tentang hakekat segala sesuatu yang terdapat
di alam ini. Dalam kaitanya dengan manusia, ada dua pandangan yaitu :
1. Manusia pada hakekatnyanya adalah
spiritual. Yang ada adalah jiwa atau roh, yang lain adalah semu.
Pendidikan berkewajiban membebaskan jiwa dari ikatan semu. Pendidikan adalah
untuk mengaktualisasi diri. Pandangan ini dianut oleh kaum Idealis,Scholastik, dan
bebrapa Realis.
2. Manusia adalah organism
materi. Pandangan ini dianut kaum Naturalis,
Materialis,Eksperimentalis, Pragmatis, dan bebrapa realism.
Pendidikan adalah untuk hidup,Pendidikan berkewajiban membuat kehidupan manusia
menjadi menyenangkan.
2) Epistemologi ialah
filsafat yang membahas tentang pengetahuan dan kebenaran, Ada lima
sumber pengetahuan yaitu :
1. Otoritas, yang terdapat
dalam ensiklopedi
2. Common sense, yang
ada pada adat dan tradisi.
3. Intuisi yang berkaitan
dengan perasaan.
4. Pikiran untuk menyimpulkan
hasil pengalaman.
5. Pengalaman yan terkontrol untuk
mendapatkan pengetahuan secara ilmiah.
3) Logika ialah filsafat yang
membahas tentang cara manusia berpikir dengan benar. Dengan memahami
filsafat logika di harapkan manusia bisa berpikir dengan mengemukakan
pendapatnya secara tepat dan benar.
4) Etika ialah filsafat
yang menguraikan tentang perilaku manusia mengenai nilai dan norma
masyarakat serta ajaran agama menjadi pokok pemikiran dalam filsafat ini.
Filsafat etika sangat besar mempengaruhi pendidikan sebab tujuan pendidikan
untuk mengembangkan perilaku manusia, anatara lain afeksi peserta didik. (Made
Pidarta, 1997: 77-78).
Dalam filsafat terdapat empat teori
kebenaran yaitu :
1. Koheren yaitu, sesuatu
akan benar bila konsisten dengan kebenaran umum
2. Koresponden, sesuatu akan
benar bila ia tepat dengan fakta yang dijelaskan.
3. Pragmatisme, sesuatu
dipandang benar bila konsekuensinya ber manfaat bagi
kehidupan.
4. Skeptivisme, kebenaran
dicari secara ilmiah dan tidak ada kebenaran yang
lengkap.
Kajian yang dilakukan
oleh berbagai cabang filsafat diatas, akan besar pengaruhnya terhadap
pendidikan, karena prinsip-prinsip dan kebenaran– kebenaran hasil kajian
tersebut pada umumnya diterapkan dalam bidang pendidikan.
Peranan filsafat dalam
pendidikan tersebut berkaiatan dengan hasil kajian antara lain tentang :
1. Keberadaan dan kedudukan manusia sebagai
makluk di dunia ini, seperti yang
disimpulkan sebagai zoo politicon ,homo
sapiens ,animal educandum dan sebagainya.
2. Masyarakat dan kebudayaanya.
3. Keterbatasan manusia sebagai makluk hidup
yang banyak menghadapi
tantangan.
4. Perlunya landasan pemikiran dalam pekerjaan
pendidikan, utamanya filsafat
pendidikan.
Aliran Dalam
Landasan Filosofis Pendidikan
Agar uraian tentang filsafat pendidikan
ini menjadi lebih lengkap, berikut ini diuraikan bebrapa aliran filsafat
pendidikan yang dominan di dunia ini, Aliran itu ialah :
1. Aliran Idealisme
Menegaskan bahwa hakekat
kenyataan adalah ide sebagai gagasan kejiwaan. Apa yang dianggap kebenaran
realitas hanyalah bayangan atau refleksi dari ide sebagai kebenaran berfilsafat
spiritual atau mental. Ide sebagai gagasan kejiwaan itulah sebagai kebenararan
atau nilai sejati yang absolut dan abadi. Terdapat variasi pendapat
beserta namanya masing-masing dalam aliran ini seperti spiritualisme,
rasionalisme, neokantianisme, dan sebagainya. Variasi itu antara lain
menekankan pada akal dan rasio pada rasionalisme atau sebaliknya pada ilham
untuk irasionalisme, dan lain-alain. Meskipun terjadi variasi pendapat
tersebut, namun pada umunya aliran itu menekankan bahwa pendidikan merupakan
kegiatan intelektual untuk membangkitkan ide-ide yang masih laten, anatara lain
melalui intropeksi dan tanya jawab. Oleh karena itu sebagai lembaga pendidikan,
sekolah berfungsi membantu siswa mencari dan menemukan kebenaran, keindahan dan
kehidupan yang luhur.
2. Aliran
Realisme
Realisme demikian aliran
filsafat ini kerap dipandang sebagai sisi keping yang berbeda dari
idealisme,hadir menjadi reaksi corak idealisme yang cenderung abstrak dan
metafisik. Instrumen utama realisme adalah indra dan terlepas dari asumsi
pengetahuan yang di konstruksi akal pikir. Ini menjadi pembeda tegas dengan
idealisme yang justru lebih bepegang pada kondisi-kondisi mental akal pikiran.
3. Aliran
Perenialisme
Istilah
“perenialisme”berasal dari bahasa latin,yaitu dari akar “perenis” atau
“perenial”(bahasa inggris)yang berarti tumbuh terus melalui waktu ,hidup terus
dari waktu ke waktu atau abadi. Maka, pandangan selalu memercayai mengenai
adanya nilai-nila,norma-norma yang bersifat abadi dalam kehidupan ini.
Perenialisme memandang pendidikan sebagai jalan kembali atau proses
mengembalikan keadaan sekarang. Aliran Pragmatisme dan progresivisme.
Aliran progresivisme
lahir di amerika, akhir abad 19 menjelang awal abad 20. Mula-mula ,istilah ini
bersifat sosiologi guna menyebut gerakan sosial politik di amerika,
ketika proses indrustrialisasi dan urbanisasi menjadi gejala yang begitu
massif. John dewey(1859-1952) adalah satu tokoh yang kerap di pandang menjadi
pelopor lahirnya aliran progrevisisme. Sementara Dewey tidak lain adalah filsuf
beraliran pragmatisme. Bisa dikatakan bahwa progresivisme sangat di pengaruhi
filsafat pragmatisme,yang lebih banyak terpusat pada
eksperimentasi-eksperimentasi yang berdasarkan investigasi-investigasi ilmiah
sains modern yang memandang betapa pengalaman selalu menjadi hal yang pokok dan
utama. Dalam gerakan pendidikan ini,sekolah-sekolah menjadi ruang yang
benar-benar bebas gejala-gejala indoktrinisasi dan praktik-praktik otoritatif.
Pragmatisme merupakan
aliran filsafat yang mengemukakan bahwa segala sesuatu harus dinilai dari segi
kegunaan pragtis, dengan kata lain paham ini menyatakan yang berfaedah itu
harus benar, atau ukuran kebenaran didasarkan pada kemanfaatan dari sesuatu itu
kepada manusia .aliran ini melahirkan progresivisme yang menentang pendidikan
tradisional.
4. Aliran
Eksistensialisme
Eksistensialisme
termasuk filsafat pendatang baru. Eksistensialisasi selalu menjadi pemikiran
filsafat yang berupaya untuk agar manusia menjadi dirinya,mengalami
individualitas. Eksistensi berarti berdiri sebagai diri sendiri. Aliran
eksistensialisme terbagi dua sifat,yaitu teistik(bertuhan)dan atteistik.
Menurut eksistensialisme,ada dua jenis filsafat tradisional,yaitu filsafat
spekulatif dan filsafat skeptis.
Tujuan
Pendidikan di Indonesia
Tujuan pendidikan di
Indonesia tertulis pada Undang-Undang Republik Indonesia (UURI) Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta peraturan-peraturan pemerintah
yang bertalian dengan pendidikan. Tujuan pendidikan nasional yang
tertulis dalam UURI No. 20 Tahun 2003. Tujuan pendidikan nasional berupaya
untuk dapat berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang :
1. Beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Berakhlak Mulia
3. Sehat
4. Berilmu
5. Cakap
6. Kreatif
7. Mandiri
8. Menjadi
warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Tujuan
pendidikan menurut UU No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
adalah:
• Pendidikan dasar
bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahlak
mulia, ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut
• Pendidikan menengah
umum bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahlak
mulia, ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Untuk pendidikan menengah kejuruan pada point terakhir adalah mengikuti pendidikan
lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
• Tujuan pendidikan
tinggi adalah untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang
berahlak mulia, memliki pengethuan, terampil, mandiri dan mampu menemukan,
mengembangkan, dan menerapkan ilmu, teknologi, serta seni yang bermanfaat bagi
kemanusiaan.
Secara umum tujuan-tujuan pendidikan di
Indonesia, baik tujuan-tujuan sekolah, perguruan tinggi, maupun tujuan nasional
sudah dalam teori sudah mencakup ketiga ranah perkembangan manuasia, yaitu
perkembangan :
1. Afektif
2. Kognitif dan
3. Psikomotor.
Lembaga pendidikan di Indonesia secara
garis besar dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Lembaga pendidikan jalur formal, yaitu:
o Lembaga pendidikan prasekolah
o Lembaga pendidikan dasar (SD dan SMP)
o Lembaga pendidikan menengah/SMA dan SMK, (d) lembaga
pendidikan tinggi
2. Lembaga pendidikan jalur nonformal
3. Lembaga pendidikan jalur informal pada keluarga dan masyarakat
Pendidikan merupakan system yang terbuka,
sebab tidak mungkin pendidikan dapat melaksanakan fungsinya dengan baik bila
mengisolasi diri dengan lingkungannya. Itulah sebabnya pemerintah menegaskan
bahwa pendidikan adalah tanggung jawab pemerintah/sekolah, orang tua dan
masyarakat. Sehingga apa yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat juga
berpengaruh pada pendidikan. Faktor-faktor yan mempengaruhi pendidikan adalah:
o Filsafat Negara
o Agama
o Sosial
o Kebudayaan
o Ekonomi
o Politik dan
o Demografi
Tujuan pendidikan di Indonesia ialah untuk
membentuk manusia seutuhnya dalam arti berkembangnya potensi-potensi individu
secara, berimbang, optimal, dan terintegrasi. Dengan demikian secara konsep
atau dokumen tujuan pendidikan Indonesia tidak berbeda dengan tujuan-tujuan
pendidikan yang diinginkan oleh para ahli di dunia.
Filsafat Pendidikan yang ada di Indonesia
Pengertian dasar dari pendidikan adalah
upaya atau usaha manusia untuk memperbaiki kehidupannya.oleh karena itu tenaga
pendidik harus mengetahui dan mengkaji secara baik tentang landasan filsafat
terkait dengan pendidikan. Di Indonesia, Pancasila merupakan landasan
filsafat dan ideologi dasar Negara. Suyitno (2009) mengatakan bahwa karena Pancasila
itu merupakan landasan dasar ideologi negara maka karena itu sudah seharusnya
menjadi bahan kajian dasar yang seksama, agar mendapatkan gambaran jelas
mengenai manusia Indonesia serta tujuan hidup yang berlaku, yang keduanya
merupakan landasan pemikiran bagi pendidikan di Indonesia. Selain itu, menurut
Made Pidarta (2013) Pancasila patut menjadi jiwa bangsa Indonesia, menjadi
semangat dalam berkarya pada segala bidang.
Pasal 2 UU-RI No. 2 Tahun 1989 menetapkan
bahwa pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pasal
selanjutnya yaitu pasal 3 dan 4 mempunyai rincian yang menyebutkan
yaitu fungsi dan tujuan pendidikan di Indonesia. Fungsi pendidikan yang terdapat
dalam pasal 3 adalah untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu
kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan
nasional. Dan Tujuan pendidikan di Indonesia sesuai dengan pasal 4 adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia
yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti
luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan
dan kebangsaan.
Suyitno (2009) secara jelas menjelaskan tentang hakikat manusia dan
pendidikan menurut Pancasila sebagai berikut: “Amanat dari Pembukaan UUD 1945
menyatakan, “ Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka.....” Amanat ini memberikan
inspirasi bahwa Pancasila mengandung nilai-nilai yang luhur dalam menempatkan
kepentingan umat baik melalui peningkatan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ketertiban dunia. Nilai kesejahteraan, kecerdasan dan
ketertiban, merupakan cita-cita yang perlu dikembangkan melalui proses yang
kompleks yang mempunyai kaitan erat antara satu aspek dengan aspek-aspek
kehidupan lainnya. Pandangan ini memberi makna, bahwa segala permasalahan yang
menyangkut aspek dunia perlu dipecahkan melalui perangkat ilmu pengetahuan dan
teknologi. Sedangkan aspek kesejahteraan, kecerdasan dan ketertiban yang juga
mengandung makna rohaniah (batiniah) dipecahkan bukan hanya dengan ilmu dan
teknologi, tetapi juga dengan pendekatan filsafiah dan agama”.
DAFTAR PUSTAKA
1. Pidarta,
Made.2013. Landasan Kependidikan: Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak
Indonesia.Jakarta:Rineka Cipta.
2. Suyitno,Y.2009. Landasan
Filosofis Pendidikan.Disertasi tidak diterbitkan. Bandung: Fakultas
Pendidikan UPI.
3. Undang-Undang
RI No. 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan Nasional. (Online), (http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_2_89.htm),
diakses 13 September 2015.
(Diakses 13 September 2015)
5. http://hasanalmarginani.blogspot.co.id/2015/02/makalah-landasan-filosofis-pendidikan.html (Diakses
13 September 2015)
6. http://sefridapurba.blogspot.co.id/2011/12/pentingnya-landasan-pendidikan-dalam.html (Diakses
13 September 2015)
7. http://imran-adzkiaplus.blogspot.co.id/2012/10/makalah-landasan-filosofis-pendikakan.html (Diakses
13 September 2015)
Komentar
Posting Komentar